Semua orang berjalan melintasiku. Senyum maupun tangis terukir di wajah mereka. Aku hanya diam. Aku tak bergerak sama sekali. Aku merasa seperti berada dipersimpangan jalan yang ramai dengan orang yang berlalu laang. Lampu berwarna merah, menandakan saatnya pejalan kaki untuk menyeberang. Mereka berjalan disamping kiri-kananku dan depan- belakangku. Mereka berjalan, tetapi aku diam ditengah persimpangan yang ramai itu. Mereka tak menghiraukanku. Bahkan mereka tak tau  jika aku disitu. Dengan pakaian seadanya dan rambut acak- acakan, bagaiman orang bisa memperhatikanku? Bahkan untuk melihatku saja mereka malas. Mungkin mereka pikir aku adalah gelandangan yang tak punya rumah dan tujuan. Saat ini bagiku dunia sedang berhenti berputar. Jam berhenti berputar. Di duniaku aku membekukan waktu. Karena jika aku tak menghentikan waktu, aku harus berjalan lagi. Saat ini aku sedang lelah berjalan. Aku tak mau kembali ke jalan yang pernah kulalui. Tak ada yang bisa kutemukan disana. Hanya tumpukan sampah. Ya aku memang gelandangan. Dulu aku mencari makanan ditumpukan sampah. Kini aku mencari rumah, rumah yang nyama yang bisa kutempati, dengan penghuni yang mau menerima gelandangan kotor seperti aku ini. Tapi aku belum mau berjalan, aku belum mau mencari rumah itu. Aku tak mau merepotkan penghuni rumah, siapapun itu. Saat ini aku ingin sendiri, menikmati pemandangan yang sama setiap hari. Memperhatikan orang2 itu melewatiku. Melihat lampu merah yang masih menyala. Aku tak tergesa- gesa, karena tak ada yang menungguku di depan sana. Aku ingin menikmati sinar matahari, hujan dan salju yang menjadi temanku. Mereka setia menemaniku. Walaupun panas atau dingin aku tak mau beranjak. Bukan tak mau, tapi aku belum ingin beranjak. Jika aku sudah bosan berdiri sendiri di tempat ini, dan jika lampu hijau sudah menyala. Maka aku akan berjalan lagi. Aku akan meninggalkan tempat ini. Gelandangan yang dekil ini akan berjalan dan mencari rumah yang mau menampungnya. Tapi untuk saat ini, aku masih ingin membekukan waktu dan tetap berdiri di tempat ini, melihat wajah2 yang sama dan wajah2 asing yang lewat.